Friday, December 20, 2013

Surat Untuk Neptune




Hai Neptune. Aku sedang menyukai seseorang, tapi mungkin perasaan ini sudah berubah menjadi sayang. Aku juga berpikir, kapan ya aku bisa menjadi milik dia.

Hari hari yang aku jalani sungguh sepi. Benar benar sepi. Mungkin dia nggak merasakan hal yang aku rasakan. Tapi mau bagaimana, untuk mengungkapkannya saja aku tak berani.

Aku sering menatap keindahan wajahnya. Senyumnya yang mengembang diwajahnya itu dengan lesung pipit yang selalu terlihat ketika dia tersenyum. Bola mata yang bulat dikelilingi bulu mata tebal. Hidungnya yang mancung. Sungguh tampan. Bentuk tubuhnya yang ideal mungking saja bisa membuat wanita menjerit. Dan tertawa nya yang begitu seperti gula.

Susah memang menyukai orang seperti itu. Terlebih lagi dia termasuk orang yang banyak diketahui orang lain. Aku selalu memandangi semua itu setiap ada waktu, bahkan kalau tidak pun aku selalu mencuri waktu untuk hal sia sia itu.

Dia dekat dengan teman teman ku. Dulu kita dekat, bahkan mungkin bisa dibilang sangat dekat. Tapi sekarang aku sudah tidak bisa merasakan kedekatan itu lagi. Setiap dia bermain bersama teman teman ku, aku ingin sekali bisa seperti itu. Merasakan gula tertawanya jauh lebih dekat daripada aku memandangnya dari kejauhan seperti ini.

Pagi itu, pagi sekali, aku sedang lewat. Dan tanpa aku sadari ternyata dia juga lewat dengan arah berlawanan pada ku. Aku senang. Tapi setelah dia menjauh, aku merasa sedih, aku ingin melihatnya lagi. Lama lama dia menghilang ditelan lorong koridor itu. Aku membayangkan rasa apa jika aku berjalan berdua bersama dengan nya.

Dia suka membalas tatapan ku dikala aku sedang menatapnya. Mungkin ini tidak sepenuhnya ke-geeran ku. Tapi sungguh, aku melihat jelas dan benar dia sering menatap ku, bahkan ketika aku tidak melihatnya dan baru ingin melihatnya dia sudah menatap aku terlebih dahulu.

Sebenarnya aku punya firasat bisa bersama dengan dirinya. Setiap hari yang aku pikirkan adalah hal hal bodoh yang tidak akan aku ketahui kapan hal itu akan terwujud. Bermimpi. Aku sangat suka bermimpi tentang dia. Apapun mimpi itu. terlebih adalah saat aku jadi pacarnya. Aku tau hal ini bodoh dan sia sia. Terlebih jika hal yang tidak aku inginkan terjadi, ketika dia telah bersama orang lain. Mungkin itu akan menghancurkan semua tembok mimpi mimpi ku yang sudah ku bangun bersama waktu.

Merajut asa cinta ini tidak semudah apa yang film bicarakan. Benar benar bertentangan dengan semua hukum alam dunia ini. Pelangi itu kapan muncul. Mungkin aku tidak akan siap menerima kenyataan itu.

Hayalan ku kini bener benar menjadi dunia kedua ku yang indah tanpa bisa aku petik. Atau mungkin memang bisa, aku percaya. Tapi aku hanya bisa menunggu sang waktu yang bertindak.

Dia adalah seseorang yang mungkin bisa membuat aku sedih tanpa sebab. Aku juga bingung. Tapi satu hal yang sangat aku ingin kan adalah aku bisa mengarungi derasnya dunia ini bersama dia.

No comments:

Post a Comment

Kalo gak pake komentar yang baik, nanti digigit nyamuk